Sumpah, saya gak habis pikir nih orang bikin akun yang gak guna kayak gini. Jujur, sebenarnya ini adalah masalah yang sangat lama yang sudah berabad-abad *plakk*. Maksudnya masalah ini sudah ada saat saya masih duduk di bangku kelas X SMA waktu zaman-zamannya facebook masih dipenuhi para ababil. Waktu di facebook pun juga ada yang Anti-anti ginian dengan topik yang masih sama.
Yang bikin saya miris adalah kenapa topik-topik kayak gini munculnya di Bulan Ramadhan, bulan yang suci dan penuh berkah ini. Entah apa motif pembuatan akun ini memang buat jatuhin orang itu atau hanya demi popularitas semata? Apa gak kasian sama orang yang sedang melakukan ibadah puasa kemudian terganggu atau terpancing emosinya? Pliss, mikir deh. . .
Maaf, saya hanya ingin bersikap netral saja. Alasannya, karena saya juga tau watak asli orang yang dibenci ini dan jujur saya juga benci sama orang ini. Tapi saya masih berpikir logika saja untuk tidak naik pitam tidak seperti pembuat akun ini. Lantas apa keburukannya jadi banyak yang membenci? Ah, gak usah lah saya memposting keburukannya disini, gak baik. Membahas keburukannya ditwitter itu menurut saya sama aja hinanya dengan orang yang dihina tersebut. wkwkwk XD
Sebenarnya ada jalan keluar terhadap permasalahan ini. Salah satu jalan yang tepat adalah
Dan bagi yang dihina, saatnya ubahlah sifat buruk lo itu. Secara karena sifat burukmu itulah banyak orang-orang membenci lo. Apa lo merasa enak gitu dikucilkan sama orang-orang? Kalo menurut saya sih gak enak banget. Secepatnya deh lo minta maaf sama orang-orang yang membenci lo. Tenang saja, mereka pasti memaafkan kok asal dengan cara yang baik. Kalo masih gak memaafkan, berdoalah kepada Allah, karena doa orang yang teraniaya itu lebih cepat dikabulkan. Asal doanya yang positif aja ya (y)
Sekian dulu deh postingan saya hari ini. Semoga saja dengan postingan ini bisa mengurangi para Ababil yang menghuni twitter sana. Tetap jaga ketenangan bulan Ramadhan dengan saling memaafkan menuju hari yang fitri :D
1 komentar
seperti gue tahu itu apa
Posting Komentar